Jumat, 17 April 2020

KISAH BILLALAPADAKA (BERDANA)


TETANGGA BILALAPADAKA
A.  Cerita orang kaya yang egois
          Bilalapadaka orang kaya yang punya sifat kikir. Sukar untuk memberi. Suatu ketika disebuah desa tempat tingga Bilalalpadaka sedang mengumpulkan makanan untuk persembahan makanan pada Buddha. Tapi Bilalapadaka curiga pada salah satu tetangganya yang ingin mempermalukannya jika ia menyumbang sedikit. Tapi tetangga itu mempersembahkan makanan ke Buddha dengan mengucapkan:
“inilah persembahan dana makanan dari kumpulan penduduk. Semoga Buddha berkenan menerima dana makanan ini. Semoga orang-orang yang telah turut serta menyumbang mendapatkan jasa kebajikan dari dana makanan ini”.
          Buddha menjelaskan: “Bahwa pemberian besar atau pun kecil akan membawa berkah. Asalkan diberikan dengan ketulusan.”
          Semua penduduk pun berbahagia mendengar nasehat Buddha itu. Kemudian Bilalapadakan meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Nilai Moral:
·         Jangan mudah berprasangka buruk terhadap orang lain.
·         Berdanalah atau memberilah dengan ketulusan.
·         Pemberian orang jangan dilihat dari besar kecilnya, tetapi manfaatnya.

B.  Cerita bhikkhu Kassapa dan Bhikkhu Ananda
Suatu hari Bhikkhu Kassapa dan Bhikkhu Ananda akan berpindapatta ke rumah-rumah penduduk.  Bhikkhu Kassapa berpikir untuk mengunjungi rumah-rumah pendudk yang miskin dan kurang mampu. Agar mereka di kehidupan ke depan mendapatkan berkah terlahir menjadi orang yang kaya.
Sedangkan Bhikkhu Ananda berpikir untuk mengunjungi rumah-rumah orang kaya. Bhikkhu Ananda memiliki pemikiran agar orang-orang kaya itu tidak kehilanngan berkah di kehidupan mendatang dan tetap terlahir kaya.
Kedua Bhikkhu tersebut ingin membantu semua orang mendapatkan berkah kabajikan dari berdana sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing. Dengan mengajak banyak orang berbuat baik, maka akan banyak mahkluk yang kita tolong menjadi berbahagia.

C.  Konsep Dana
·         Dana dalam agama Buddha diartikan sebagai pemberikan dengan tulus dan ikhlas atau melepaskan milik kita, baik itu berupa uang atau barang (materi), tenaga, rasa aman, memaafkan dan ajaran atau nasihat yang baik.
·         Dana merupakan perbuatan yang paling mudah dilakukan dan merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya.
·         Orang hidupnya miskin, karena kehidupan lampaunya tidak pernah berdana. Untuk dapat mengubah nasibnya, dia justru harus banyak berdana pada kehidupan sekarang.
·         Dana dalam Agama Buddha dikelompokkan kedalam empat bentuk, yaitu;
1.     Amisa Dana yaitu dana materi seperti: uang, makanan, air, obat, darah, kornea mata, bunga, lilin, dan dupa.
2.    Paricaya Dana yaitu dana dalam bentuk tenaga.
3.    Abhaya Dana yaitu dana dalam bentuk memaafkan, memberi rasa aman, rasa nyaman dan menyelamatkan kehidupan makhluk yang terluka
4.    Dhamma Dana Yaitu dana dalam bentuk ajaran benar seperti ceramah, cetak buku dhamma, cetak VCD atau DVD dhamma. Berdasarkan keempat bentuk dana tersebut, Dhamma Dana adalah bentuk dana yang tertinggi.
·         Berdana harus memiliki pikiran :
ü  Sebelum berdana dengan perasaan senang
ü  Saat berdana dengan hati yang tulus dan iklhas
ü  Sesudah  memberi dana juga berbahagia
·         Manfaat berdana:
Ø  Ayu (Panjang Umur),
Ø  Vanno (Kecantikan/Ketampanan),
Ø  Sukham (Kebahagiaan),
Ø   Balam (Kekuatan).
D.  Kutipan:
·         Pemberian yang sama untuk orang yang berbeda tidak menghasilkan buah yang sama. (Dhammapada, syair 356-359)
·         Sebarkan Dhamma yang indah ini demi kebahagiaan banyak orang (Vinaya IV:20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar