Selasa, 24 Maret 2020

PERUMPAMAAN KEMBALINYA ANAK YANG HILANG



Dikisahkan laki-laki yang pada masa mudanya meninggalkan ayahnya pergi, lama ia tinggal di negeri-negeri lain selama 50 tahun. Semakin ia menjadi tua, semakin banyak pula kebutuhannya. Ia mengembara ke segala penjuru untuk mencari sandang dan pangan. Sementara itu ayahnya merupakan seorang yang kaya raya di kotanya, penghasilan dan modal-modalnya tersebar di negeri-negeri lain, pedagang dan langganannya pun luar biasa banyaknya.
Si anak malang mengembara dari desa ke desa dan menjelajahi banyak negeri dan kota hingga akhirnya sampailah ia di kota dimana ayahnya tinggal. Sang ayah akhirnya memperkerjakan anaknya di rumahnya. Hingga suatu kali ada acara. Ketika mereka semua sudah berkumpul, kemudian ia mengakuinya dan sekarang seluruh harta kekayaan yang saya miliki, semuanya menjadi hak putera saya dan semua pengeluaran-pengeluaran dan penerimaan yang terdahulu seluruhnya sudah diketahui oleh anak ini”.
Note:  Ayah anak itu ibarat Buddha
Harta kekayaan adalah Dhamma
Anaknya diibaratkan mahkluk hidup
 Image result for PERUMPAMAAN BUDDHIS ANAK YANG HILANG
Nilai moral dari cerita di atas :
1.     Dhamma Buddha harus dipraktekan (Ehipassiko) untuk mencapai kebahagiaan.
2.    Setiap orang yang menjalankan Dhamma memperoleh hasil yang berbeda-beda tergantung kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta usahanya.
3.    Ada 2 cara Buddha mengajar Dhamma sesuai dengan kemampuan muridnya, yaitu:
a.    Murid pandai: mengajar secara terperinci, jelas, dan rumit.
b.    Murid yang kurang pandai: menggunakan contoh dan bahasa yang sederhana.
4.    Jadilah pewaris Dhamma yang akan selalu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.    Jadilah pewaris Dhamma bukan pewaris kekayaan duniawi (Majjhima Nikaya 1:12)

Image result for anak laki laki JAMAN BUDDHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar